1. Menyiapakan Wadah Pembenihan
Persiapan wadah dilakukan pada saat kegiatan pembenihan mulai dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk mendukung kegiatan pembenihan agar dapat berjalan dengan sempurna. Persiapan wadah meliputi sanitasi bak, pemasangan aerasi dan pembuatan tempat bertengger.
a. Sanitasi Bak pemeliharaan calon induk
Bak pemeliharaan terbuat dari semen yang pada bagian dasar dan dinding dilapisi oleh keramik berwarna biru muda, dengan ukuran panjang 3x1x1 m. Bak ini berada di dalam ruangan tertutup, dimana pada bagian atapnya terbuat dari bahan transparan sehingga masih tertembus oleh cahaya matahari. Sedangkan pada bagian bawah atap diberi plastik berwarna biru muda. Bak-bak tersebut selain digunakan untuk memelihara induk atau calon induk, juga berfungsi sebagai tempat perkawinan dan pemijahan.
Sanitasi bak bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat di media pembenihan. Kotoran-kotoran tersebut dapat berasal dari hasil penguraian bakteri, algea dan kotoran dari kuda laut itu sendiri. Pembersihan media dimulai dari penyiraman dengan larutan kaporit 100 mg/l yang dilarutkan di dalam air laut sebanyak 10 liter. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Kadek Ari W, dkk (2005) bak pemeliharaan beserta sarana pendukung sebelum dipergunakan terlebih dahulu disterilkan dengan kaporit 100–200 mg/l. Larutan kaporit tersebut sebarkan ke seluruh permukaan bak bagian dalam dan dibiarkan selama 30 menit. Pemberian larutan kaporit ini bertujuan untuk membunuh bakteri, algea dan sumber penyakit lainnya.
Setelah 30 menit, bak tersebut di bilas kemudian disikat menggunakan sikat plastik ke semua sisi bak hingga kotoran-kotoran yang melekat pada dinding bak hilang. Setelah bak dibersihkan maka bak tersebut dibilas dengan menggunakan air tawar dan kemudian setelah bersih dibilas kembali dengan air tawar yang bertujuan untuk memastikan bahwa media tersebut benar-benar bersih dan steril. Selain pembersihan bak juga dilakukan pembersihan selang aerasi sisa siklus sebelumnya. Cara pembersihannya sama dengan pembersihan bak.
Bak pemeliharaan induk Sanitasi bak
b. Pemasangan Aerasi
Setelah bak dibersihkan maka langkah selanjutnya adalah pemasangan aerasi. Pemasangan aerasi bertujuan untuk mensuplai oksigen terlarut di dalam air. Aerasi ini sangat penting karena kuda laut membutuhkan oksigen yang cukup banyak untuk melakukan proses respirasi. Minimal kandungan oksigen terlarut di dalam air adalah 5 mg/l, untuk itu diperlukan jumlah dan penempatan aerasi yang tepat.
Sumber oksigen dapat berasal dari pompa hi-blow untuk menyediakan oksigen bagi seluruh unit pembenihan kuda laut. Pemasangan aerasi disesuaikan dengan ukuran media pemeliharaan, umur kuda laut (juwana atau induk) dan padat penebaran dalam satu media pemeliharaan. Untuk bak dengan ukuran 3 x 1 x 1, aerasi dapat ditempatkan sebanyak 6 titik, sedangkan untuk bak bulat ukuran 3m2 aerasi dapat di tempatkan sebanyak 4 titik. Untuk lebih jelas mengenai penempatan titik aerasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Titik aerasi pada bak persegi dan bak bulat
Dalam pemasangan aerasi, batu aerasi di beri pemberat agar tidak berpindah tempat dan di ujung sumber oksigen dipasang kran untuk mengatur besar kecilnya udara yang dikeluarkan batu aerasi. Dalam meletakkan batu aerasi diusahakan untuk tidak menyentuh dasar bak untuk mencegah pengadukan kotoran di dasar bak. Letak batu aerasi minimal 10 cm dari dasar media tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Jarak antara batu aerasi dengan dasar bak
c. Pembuatan Tempat Bertengger
Dalam pemeliharaannya, Kuda Laut memerlukan tempat bertengger (shelter) untuk melilitkan ekor pada waktu istirahat. Tempat bertenger terbuat dari potongan bambu yang telah dibersihkan dan bahan dari plastik, dapat juga menggunakan batu karang atau rumput – rumput yang biasanya tumbuh pada batu – batu karang. Untuk bahan yang berasal dari bambu diberi pemberat pada bagian tengah agar tempat bertengger (shelter) tetap seimbang dan tengelam. Pemberat dapat berasal dari batu yang telah dibersihkan atau dibuat dari semen yang sebelumnya dicetak dengan mengunakan pipa paralon.
Shelter tempat bertenger Kuda Laut
2. Menyiapkan air untuk pembenihan
Media pemeliharaan diisi dengan air laut melalui 2 kali penyaringan. Penyaringan pertama menggunakan pressure sand filter dimana media filter berupa pasir kwarsa berdiameter 0,57 mm sedangkan penyaringan kedua dengan filter yang terdiri atas pasir dan arang dari tempurung kelapa. Setelah melalui kedua tahap penyaringan tersebut air dimasukan dalam bak pemeliharaan dengan Ketinggian air dalam bak pemeliharaan 1 m.
Pressure sand filter
Filter penyaringan air